Ditinggalkan atau Meninggalkan, Sakit Mana?

Ditinggalkan atau meninggalkan?

Dua hal itu berbeda dan memang pilihan. Kenapa kalo bahasannya gini selalu endingnya cinta? Cinta itu nggak harus ke lawan jenis kok. Ke orang tua, teman, saudara, dll kita kan memiliki cinta untuk mereka. Terlepas dari meninggalkan atau ditinggalkan, ini bisa terjadi secara fisik maupun batin. Tidak hanya ditinggal pergi jauh ke tempat berbeda kota bahkan berbeda benua, bahkan sangat jauh seperti kematian.

Kehidupan ini penuh dengan orang-orang yang datang dan pergi, tapi percayalah, setiap pertemuan memiliki masanya. Contohnya, ketika sepasang muda-mudi akhirnya menikah. Dalam artian mereka bisa jadi jodoh. Tapi sebelumnya masing-masing pernah bertemu dengan orang lain. Ya pernah merasa bahagia, ya pernah merasa sedih, ya pernah merasa kecewa, dll. Campur aduklah ceritanya di masa lalu. Kemudian mereka berpikir, “eh kenapa nggak dari dulu aja sih kita ketemu?” kalo Bahasa jawanya njujug, hehe
ya balik lagi, setiap pertemuan memiliki masa 🙂

Ada yang ditinggal orang tuanya saat masih muda, dan ada yang malah meninggalkan orang tua duluan. Bisa jadi (disini pake ilmu bisa jadi karena yang Maha Mengetahui hanya Allah :D), masa bertemu mereka hanya segitu. Ketika ditinggal orang tua saat masih berumur 3 tahun, berarti memang masa pertemuan mereka hanya 3 tahun. Tanpa kita tahu, sebenarnya saat itulah posisi kita siap baik yang ditinggalkan maupun yang meninggalkan.

Cerita sedikit mengenai kisah superhero DC, Batman dan Flash. Kalian tau?

Di cerita tersebut, Batman menjadi anak yatim piatu seketika saat masih kecil. Setelah menghadapi trauma, lika-liku kehidupan yang keras dan akhirnya membentuknya menjadi karakter yang dingin namun sukses (sekalipun sebenarnya dia merasa hampa ._.) dia bisa menjadi superhero seperti Batman yang dalam kata lain bukan alien seperti Superman atau Wonder Woman. Dia ingin melindungi kota Gotham yang saat itu dikenal tangka kriminalitas tinggi.

Kemudian Flash. Dia ditinggal meninggal oleh ibunya saat masih kecil. Padahal dia sangat amat menyayangi ibunya. Hingga akhirnya ketika dia sudah besar dan terkena petir (sudah waktunya :D), kemudian koma selama beberapa bulan, dan ketika sadar dia memiliki kekuatan super dan jadilah Flash (ceritanya gitu). Dia bisa bergerak kesana kemari dengan cepat hingga suatu saat, saking cepetnya dia berlari, dia bisa menembus waktu ke masa lalu. Kemudian semakin dia berusaha kembali ke masa lalu terutama untuk menyelamatkan ibunya disaat dia kecil. Namun ketika dia kembali menyelamatkan ibunya, yang terjadi di masa depan banyak yang berubah. Yaitu, Dia tidak menjadi Flash, dia tidak menikah dengan wanita yang dikasihinya, dan yang jadi Batman bukan Bruce Wayne, melainkan ayahnya Bruce Wayne (jadi ceritanya ketika malam penjambretan itu terjadi, yang meninggal malah Bruce Wayne, bukan kedua orang tuanya. Aku juga gatau apa korelasinya kehidupan si Flash sama Batman sebelumnya, hehe). Tapi pada dasarnya Batman dan Flash sama-sama berproses untuk menjadi lebih baik, sehingga mereka bisa jadi superhero. Dan akan lebih baik lagi jika mereka bisa menerima kenyataan.

Intinya banyak yang berubah, sekalipun itu cuma kartun, tapi aku mendapatkan pelajaran dari situ. Jika memang sesuatu itu harus terjadi, maka pasti akan terjadi. Kun fayakun. Jangan sekalipun menyesali masa lalu karena kita tidak pernah tau apakah itu baik atau buruk bagi kita. Yang kita tau kadang itu menyakitkan jadi kita gakmau menghadapinya. Padahal justru gak semua kesenangan yang menggembirakan itu baik lho.

Meninggalkan dan ditinggalkan, mana yang sakit?

Kembali lagi kesini, baik ditinggalkan maupun meninggalkan, keduanya harus sama-sama berproses agar kedepannya gak stagnan, tetep aja.

Tapi dari semua itu, yang paling sakit adalah yang belum ikhlas.

Berapa kalipun kamu meninggalkan atau ditinggalkan jika memang di hati sudah bersih tak tersisa, kamu gak akan nyesel. Sekali lagi orang harus berproses agar tragedi ditinggalkan maupun meninggalkan gak membayangi di masa mendatang.

Ini semua bukan siapa cepat dapat yang baru dia bahagia, melainkan siapa lebih ikhlas dia bahagia.

Alhamdulillah, curahan kali ini selesai. Semoga bermanfaat 🙂

 

Leave a comment